PDIP, Jokowi, dan Ganjar Pranowo
Oleh: Sobar Harahap
Kepemimpinan Jokowi dan Ganjar memang identik. Keduanya sama-sama dikenal dekat dengan rakyat karena rajin bersentuhan langsung dengan warga. Mereka mau turun sekedar untuk mengecek harga-harga pangan sambil menyapa pedagang di pasar, atau meninjau langsung progres proyek pembangunan.
Tengok sebentar bagaimana Ganjar menyelesaikan persoalan Semen Rembang hingga Wadas. Berkali-kali Ganjar melakukan pertemuaan, diskusi, mendengar aspirasi-aspirasi warga. Bahkan Ganjar sampai menginap di rumah warga.
Cara Ganjar ini mengingatkan aku pada “Dilomasi Meja Makan” Jokowi waktu di Solo. Bagaimana kepiawaian Jokowi memindahkan ratusan pedagang kaki lima Taman Banjarsari dengan mengajak mereka makan bersama. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 54 kali pertemuan di meja makan itu dilakukan Jokowi, sampai kesepatan akhirnya tercapai.
Tanpa keberpihakan yang besar, tanpa penghargaannya yang tinggi pada aspirasi rakyat, mustahil hal itu bisa dilakukan oleh seorang pemimpin.
Aku percaya, dengan turun langsung ke masyarakat, seorang pemimpin akan lebih peka melihat persoalan yang ada di lapangan. Maka gagasan-gagasan yang dilahirkan lewat kebijakan, adalah jawaban konkret yang tidak pernah sia-sia.
Permasalahan Indonesia dari dulu adalah ketimpangan sosial karena sulitnya akses, sehingga wilyah-wilayah timur Indonesia seperti jauh tak tersentuh. Harga BBM juga beda jauh. Namun Jokowi mampu melihat persoalan itu, dan lewat Nawacitanya, persoalan itu diselesaikan.
Pembangunan daerah pinggiran betul-betul digalakkan. Hampir 2000 km jalan tolĀ dibangun Jokowi. Bukan hanya di darat, konektivitas laut pun dikerjakan untuk menyambung ribuan pulau yang ada di Indonesia agar pemerataan ekonomi benar-benar terwujud.
Kepekaan yang sama aku kira juga dimiliki Ganjar di Jawa Tengah. Ganjar sadar permasalahan di Jawa Tengah adalah kemiskinan, maka dia lahirkan sekolah gratis khusus untuk siswa dari keluarga kurang mampu. Dengan pembangunan sumber daya manusia lewat pendidikan gratis yang berkualitas, anak-anak itu punya peluang menjemput masa depan yang jauh lebih baik. Bukan hanya itu, Ganjar juga telah merenovasi satu juta lebih rumah tak layak huni milik warga miskin di Jateng.
Kepekaan itulah yang jarang dimiliki pemimpin lain di negeri ini. Program-program yang dijalankan Jokowi maupun Ganjar, bukan sekedar formalitas belaka. Tapi memang benar-benar berguna dan mendatangkan manfaat yang besar bagi rakyat.
Yang menarik, kedua pemimpin hebat itu justru sama-sama lahir dari rahim PDI Perjuangan. Mereka adalah sosok yang dicap sebagai pekerja partai. Kalau begitu hasilnya sih lebih baik pada 2024 pilih petugas partai yang sudah terbukti bekerja untuk rakyat.