Seputar Kepri

Raja Ariza: Budaya Menyapa jadi Pondasi Pelayanan Publik Tanjungpinang

Bakal Calon Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Raja Ariza. (Foto: Aji Nugraha untuk BUNG MANURUNG)

PRIMETIMES.ID, TANJUNGPINANG-
Jika terpilih sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tanjungpinang, pasangan Lis-Raja berkomitmen untuk menjadikan budaya “menyapa” sebagai bagian dari pelayanan pemerintahan mereka.

“Kebiasaan menyapa ini sudah menjadi bagian dari budaya kita. Dalam pelayanan publik ke depan, kami akan memastikan budaya ini diterapkan. Tidak ada lagi pegawai yang acuh atau pura-pura tidak melihat saat warga datang,” ujar Raja Ariza.

Seperti diketahui, pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tanjungpinang, H. Lis Darmansyah dan Raja Ariza, atau yang akrab disapa “Bang Lis” dan “Bang Raja,” dikenal sebagai pemimpin yang ramah dan dekat dengan berbagai lapisan masyarakat.

Kedekatan ini terlihat dari cara mereka menyapa warga dengan akrab, menunjukkan bahwa mereka tidak pernah menjaga jarak dengan siapapun.

Lis Darmansyah, selain dikenal sebagai pemimpin yang humoris, juga memiliki kemampuan bergaul yang sangat baik, memungkinkannya untuk menjalin hubungan erat dengan banyak orang. Sementara itu, Raja Ariza dikenal dengan motonya, “menyapa dan membantu,” yang mencerminkan gaya kepemimpinannya yang humanis dan penuh perhatian.

Raja Ariza menegaskan bahwa menyapa bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari budaya masyarakat Tanjungpinang, yang sangat kental terutama di tempat-tempat seperti kedai kopi.

Menurutnya, menyapa terlebih dahulu adalah kunci untuk menciptakan interaksi yang positif antara petugas dan masyarakat.

“Selamat pagi, ada yang bisa kami bantu?” Ini adalah contoh sapaan yang sederhana, namun dapat membuat warga merasa dihargai dan disambut dengan baik. Sebaliknya, sikap cuek dari petugas bisa menimbulkan ketidakpuasan masyarakat,” ujar Raja Ariza.

Budaya menyapa, menurut Raja Ariza, merupakan ciri khas dari berbagai suku yang ada di Indonesia, termasuk di Tanjungpinang.

“Di kalangan Melayu, orang akan menyapa dengan, ‘Nak kemana, Atok?’ Atau dalam bahasa Jawa, ‘Kemana Mas?’ Ini adalah bagian dari kehidupan sehari-hari yang harus diterapkan juga dalam pelayanan publik,” jelasnya.

Raja Ariza menekankan bahwa budaya menyapa tidak hanya harus ada di kantor pemerintahan, tetapi juga di berbagai tempat pelayanan publik seperti puskesmas, rumah sakit, hingga di pos keamanan.

Menyapa dengan ramah, memberikan penjelasan yang jelas, dan menawarkan solusi adalah bagian dari pelayanan prima.

Motto “menyapa” ini telah menjadi salah satu prinsip kerja Raja Ariza selama ia menjabat sebagai Penjabat Wali Kota Tanjungpinang. Ia bahkan tidak segan untuk turun langsung ke lapangan, memberikan contoh kepada para pegawai tentang pentingnya pelayanan yang ramah dan responsif. Mulai dari menyapa dengan senyum hingga memastikan kemudahan birokrasi, semuanya dilakukan untuk memastikan masyarakat mendapatkan pelayanan terbaik.

Selain itu, Raja Ariza yang kini berusia 64 tahun, tetap menunjukkan semangat yang tinggi. Meski telah mengabdi sebagai PNS selama 37 tahun, ia tetap energik dan terus berinteraksi aktif dengan masyarakat, menunjukkan komitmennya yang kuat dalam melayani.

Dengan kepribadian yang murah senyum dan mudah bergaul, Raja Ariza telah membangun reputasi sebagai pemimpin yang ramah dan mudah berbaur di berbagai situasi. Kedekatan ini diharapkan akan menjadi modal kuat bagi pasangan Lis-Raja untuk menciptakan pemerintahan yang hangat, terbuka, dan selalu hadir untuk masyarakat Tanjungpinang.

Lis-Raja berjanji untuk terus memperkuat budaya menyapa ini sebagai bagian dari pelayanan publik, memastikan bahwa warga Tanjungpinang akan selalu merasa diperhatikan dan dihargai dalam setiap urusan pelayanan pemerintahan.

(BUNG MANURUNG)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker