Opini

Ganjar dan Pasar Tradisional yang Makin Sintal

Oleh: Sobar Harahap
Ganjar Pranowo lebih memilih mengucurkan anggaran untuk pengembangan pasar tradisional ketimbang membangun monumen-monumen megah sebagai ikon peninggalan selama menjadi Gubernur Jawa Tengah. Sejak dipilih jadi gubernur, Ganjar sudah merevitalisasi 79 pasar tradisional di Jawa Tengah. Perbaikan dan pembangunan 79 pasar tradisional yang dilakukan Ganjar sudah menelan Rp 360 miliar sejak 2013 lalu. Ya, dinahkodai Ganjar, pasar tradisional makin sintal. Padat berisi.

Pasar tradisional memang harus eksis meski dikepung pasar-pasar modern yang terus menjamur hingga wilayah pinggiran. Karena di pasar, roda ekonomi masyarakat bisa bergerak relatif stabil. Dari pasar tradisional inilah, masyarakat bisa bertahan dari ombang-ambing kondisi ekonomi global. Ya, pasar tradisional tidak terlalu terpengaruh dengan harga minyak dunia, hingga kenaikan nilai dolar. Mau dolar anjlok atau menguat, tidak berimbas secara langsung pada pembeli atau penjual pasar.

Ganjar pun memberi perhatian. Sejak jadi gubernur 2013 silam, Ganjar mulai mengalokasikan anggaran untuk membangun dan merevitalisasi pasar. Pasar tradisional yang tampak kurang sedap, langsung digelontor anggaran agar bisa direvitalisasi. Khusus di Kabupaten Kudus saja, ada beberapa pasar yang jadi fokus revitalisasi. Pasar Mijen, Wates, Besito, Gribig, Piji, Sudimoro, Kalirejo, Jurang, Ngembalrejo, Menawan, Brayung, Barongan dan Undaan Kidul.

Untuk Pasar Ngembalrejo Ganjar memilih untuk membangunkan pasar baru mengingat lokasi pasar tersebut berada di dekat Jalur Pantura Timur, sehingga cukup membahayakan keselamatan pedagang maupun pembeli. Sedangkan untuk Pasar Gribig, katanya, perlu dilakukan pengembangan, sehingga perlu dibangunkan pasar yang baru. Program revitalisasi pasar tradisioal tersebut, disebabkan karena sejumlah faktor, seperti di Pasar Wates sering dilanda banjir, sehingga los pasar harus ditinggikan.

Kini, setelah sembilan tahun menjabat, total ada 79 pasar tradisional yang telah dibangun dan direvitalisasi oleh Ganjar. Beberapa pasar mendapat bantuan lebih dari sekali.  Penyegaran wajah pasar yang dilakukan Ganjar ini telah menelan Rp360 miliar. Hal ini merupakan wujud kepedulian Ganjar terhadap sarana perdagangan di Jateng, sekaligus sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo, yakni program revitalisasi 5.000 pasar tradisional.

Tidak hanya bangunan pasar yang dipercantik, Ganjar juga memberikan bantuan bagi para pedagang untuk mengembangkan usaha. Ganjar menggandeng Bank Jateng, memberikan kredit berbunga murah khusus untuk para pedagang pasar. Program yang diberi nama Kredit Mitra 25 (M25) ini sudah digeber sejak periode Ganjar menjabat sebagai gubernur.

Kredit M25 hanya membebani bunga sebesar 3 persen per tahun dengan maksimal plafon sebesar Rp 25 juta. Kredit yang kembali dihadirkan pada 2022 ini digadang-gadang mampu mengembalikan kondisi para pedagang pasar usai pandemi Covid-19.

Pada September 2022 kemarin, Ganjar kembali meluncurkan kredit murah khusus untuk para pedagang pasar tradisional. Namanya Kredit Lapak. Kredit ini menawarkan suku bunga pinjaman rendah setara 2 persen per tahun. Tentu kredit ini bisa diakses seluruh pedagang pasar hingga pelosok Jawa Tengah.

Program-program yang diinisiasi Ganjar tersebut semata untuk pengembangan pasar tradisional. Pembangunan pasar sepertinya akan terus berjalan dikarenakan banyaknya usulan dari sejumlah daerah. Bahkan, usulan tersebut selalu hadir dalam setiap musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) yang dilakukan oleh Pemprov Jateng. Pasar tradisional makin sintal. Megah, ramai, padat berisi.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker