Ekonomi

Ribuan Ton Semangka dari Luar Kepri Banjiri Pasar-Pasar, Petani Semangka Lokal Menjerit

PRIMETIMES.ID, TANJUNGPINANG-
Ribuan ton semangka diduga berasal dari luar wilayah Provinsi Kepulauan Riau membanjiri pasar-pasar di Kepri.

Akibatnya, sejumlah petani lokal yang saat ini sedang memasuki masa panen terancam bangkrut. Tidak terkecuali petani lokal di Kabupaten Bintan hingga Batam.

Udin, salah satu petani di Kabupaten Bintan, mengaku bahwa harga jual semangka dikawasan petani sangat rendah. Hal tersebut karena para pengepul lebih memilih semangka luar Kepri dibandingkan dengan petani lokal.

“Benar-benar mengancam kita. Harga jual kita di pengepul saat ini betul-betul membuat kita menjerit. Sebab, harga produksi kita tidak sebanding dengan harga jual,” ujarnya.

Ia juga kaget dengan masuknya ribuan ton semangka dari luar Kepri, padahal produk semangka di Bintan bisa mencapai ribuan ton.

Sejumlah petani lainnya di Kabupaten Bintan, seperti di Teluk Bakau, Malang Rapat, hingga Busung juga mengeluhkan hal yang sama.

“Terancam bangkrut bang. Mohon disampaikan kepada pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, agar dinas terkait melarang semangka luar Kepri masuk. Sebab di Kepri sendiri produksi semangka sangat-sangat cukup,” ujarnya.

Sementara Analis Pasar Hasil Pertanian Ahli Muda, Bidang Tanam Pangan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bintan, Padil mengatakan bahwa petani semangka Bintan bisa memproduksi ribuan ton.

“2023 lalu petani Bintan berhasil memproduksi 732,76 ton, dengan rincian Bintan Utara 36 ton, Seri Kuala Lobam 202 ton, Gunung Kijang 493, 8 ton, Tambelan 0.965 ton. Sementara untuk produksi petani Bintan di tahun 2024 dari Januari-Juli 2024, berhasil memproduksi 773,500 ton,” jelas Padil.

Dewan Pimpinan Wilayah Gerbang Tani Provinsi Kepulauan Riau, membenarkan jika sejumlah komoditas dari luar Kepri masuk menjelang musim panen mengancam petani lokal.

Ia mengaku, bukan hanya petani semangka, akan tetapi petani cabai hingga sayur juga terancam.

“Bukan hanya semangka, tapi sejumlah komoditas lain seperti cabai dan sayur-sayuran masuk dari luar Kepri. Inikan akan merugikan petani lokal,” ujar Ketua DPW Gerbang Tani, Edwin.

Harusnya, sambung Edwin, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan Provinsi Kepulauan Riau yang membidangi ini bisa bekerjasama dengan Disperindag untuk mengambil langkah-langkah, agar para petani ini tidak merugi.

“Saya rasa ini perlu disikapi secara serius oleh pemerintah. Dalam hal ini Disperindag maupun dinas Pertanian itu sendiri,” ujarnya.

Gerbang Tani sebenarnya tidak anti terhadap produk petani luar, akan tetapi di saat musim panen berjalan dengan baik, maka tidak perlu barang-barang luar dimasukkan.

“Dinas pertanian ada datanya. Kapan musim tanam hingga panen. Apakah sejumlah komoditas ini gagal panen atau tidak, kalau saat-saat tertentu tidak menjadi masalah, inikan kondisi produksi normal. Bahkan petani semangka saat ini memasuki panen raya,” jelasnya.

Gerbang Tani juga telah meminta Komisi II DPRD Kepri untuk menyikapi persoalan tersebut, sehingga saat-saat panen seperti sekarang ini petani di Kepri tidak terancam.

“Disperindag kan bisa mengumpulkan para pemain sejumlah komoditas ini. Kordinasi yang baik saya rasa bisa dilakukan untuk melakukan intervensi terhadap masuknya barang-barang luar. Kalau lagi musim panen raya, harusnya komoditas luar itu diperketat masuk ke Kepri, agar petani kita bisa tetap berkembang,” ujarnya.

Terkait hal tersebut, media ini masih berupaya mendapatkan keterangan resmi dari dinas dan pihak-pihak terkait.

(Red)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker