Opini

Kepada Ganjar Pranowo

Si “rambut putih” Ganjar Pranowo. (Foto: Ist-Net)

Oleh: Sobar Harahap
Kepada Pak Ganjar Pranowo di manapun berada. Semoga sehat dan berbahagia selalu. Sebelumnya mohon maaf bila aku lancang, Pak. Sejujurnya aku menyimpan harapan besar untuk bisa bertemu langsung dengan bapak. Aku ingin berbincang dan merasa diperhatikan, seperti yang biasa bapak lakukan kepada warga Jawa Tengah.

Tapi aku sadar. Aku bukan siapa-siapa, bahkan bukan pula warga Jawa Tengah. Walau begitu, kesempatan menuliskan surat ini merupakan sesuatu yang berharga bagiku, Pak. Karena ketika bapak membaca tulisan ini, sama halnya bapak sudah menemuiku. Dan aku yakin, bapak tak akan melewatkan surat ini. Karena aku tahu, bapak selalu mendengarkan, melihat, bahkan merasakan apa yang rakyat rasakan.

Oh iya pak, walaupun aku tidak tinggal di wilayah bapak, aku selalu tahu loh tentang apa yang Pak Ganjar lakukan. Seperti pada perayaan natal tahun ini, aku tahu jika bapak menggelar safari natal dan menebarkan semangat nasionalisme dan kebangsaan. Yang tak kalah penting, seperti yang biasa Pak Ganjar lakukan, bapak selalu menebar kebahagiaan.

Kalau boleh jujur, aku mulai kenal dan mengikuti aktivitas bapak saat pertama kali program Lapak Ganjar diluncurkan. Aku kagum dan tak menyangka loh pak, kok bisa ada seorang pejabat negara berpikiran mempromosikan UMKM di sosial media miliknya. Ditambah, program itu benar-benar dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Penjualan bertambah, yang otomatis omzet pun turut naik.

Entah waktu dua tahun perkenalan itu terbilang singkat atau tidak, aku tak tahu, pak. Yang aku tahu, sejak mulai kepo soal bapak, aku merasa ada yang berbeda dari kepemimpinan bapak. Bapak selalu melangkah di jalan rakyat. Dan seolah-olah bapak selalu berbuah meski belum musimnya. Artinya bapak selalu bisa melampaui zaman.

Tidak banyak loh pak orang macam bapak begini. Apalagi bapak kan termasuk generasi x yang menurut Abramson sebagai generasi yang lahir di era teknologi belum begitu canggih. Tapi ajaibnya, bapak selalu bisa berpikir untuk membuat terobosan-terobosan berbasis digital. Salah satu yang aku tahu, Jateng lima kali berturut-turut menjadi yang terbaik Keterbukaan Informasi Publik. Yang berarti pemanfaatan digitalisasi berlangsung optimal.

Pak Ganjar, aku ingin bilang jika selama 9 tahun bapak memimpin Jawa Tengah, sudah sukses dan berhasil. Di tangan bapak, kemajuan dirumuskan, diperjuangkan, dan dilaksanakan dengan baik. Aku melihat, jika langkah yang bapak ambil selalu dihiasi dengan pengabdian, mungkin itulah yang membuat bapak akhirnya sangat dekat dengan rakyat. Semua orang tahu itu, pak.

Tapi pak, aku punya permohonan kepada bapak. Aku dan semua orang mungkin tahu jika aura politik menyongsong tahun 2024 saat aku menulis surat ini pada akhir Desember 2022, sudah kental terasa. Kita tak menutup mata, jika nama bapak kerap disebut dan menjadi topik yang seksi dibicarakan serta digoreng.

Maka pak, mulai saat ini khususnya tahun 2023 nanti aku harap bapak tetap konsisten mengabdi kepada rakyat. Seperti yang selalu bapak katakan bahwa daripada sibuk ngurusin capres, lebih baik fokus menyelesaikan permasalahan yang sedang terjadi. Aku senang pak mendengar pernyataan itu, karena tentu saja itu menunjukkan keberpihakan seorang pemimpin terhadap rakyat.

Aku juga tak akan lupa dengan slogan yang bapak pegang yakni ‘Tuanku Ya Rakyat, Jabatan Cuma Mandat’. Aku dan hampir semua orang tahu pak, kalau slogan itu berhasil menuntun langkah Pak Ganjar. Bapak dengan tegas berkata jika jabatan, pangkat, jangan dikejar-kejar, karena itu adalah amanah.

Itu indah pak, juga filosofis. Tahun depan, aku berharap bapak tidak goyah dan gentar dengan pembahasan soal copras capres. Karena rakyat tahu, mana yang pantas dan mana yang tidak. Konsistensi terhadap pengabdian sebagaimana yang Pak Ganjar katakan, adalah kuncinya. Sebagaimana aku merawat anak hingga tumbuh dan bermanfaat. Demikian juga buah konsistensi yang bapak lakukan.

Menyongsong tahun 2023, di tengah meriah dan panasnya pesta demokrasi, aku tahu bapak mafhum tentang itu. Yang pasti, sosok seperti bapak selalu bernilai +1 pak. Yang kehadirannya selalu dinantikan. Hal itu tentu saja menjadi penegas, betapa bapak itu mempunyai pengaruh besar dalam historiografi Jawa Tengah.

Akhirnya, cukup segini saja pak surat yang bisa aku tuliskan. Karena untuk mencapai 1.000 langkah, kita selalu membutuhkan langkah pertama. Semoga tulisan ini menjadi langkah pertama menyambut tahun 2023 nanti. Sebuah langkah yang berpijak kepada rakyat. Langkah yang menuntun pada kesejahteraan, kemakmuran, dan kenyamanan berwarga negara.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker