Romansa Jokowi dan Ganjar
Oleh: Sobar Harahap
Belum lama ini Ganjar Pranowo memposting foto di media sosial saat dirinya makan malam bersama Presiden Jokowi. Ia menyertakan caption; kalau makan bareng Pak Jokowi ada menu yang nggak boleh ketinggalkan, apa coba?
Dari banyak komentar, ada sahutan warganet yang cukup menghasut benakku: menu-ju kemenangan 2024.
Media sosial, salah satu produk pemikiran manusia yang paling memukau di abad ini, dan warganet benar-benar membuat semua itu jadi makin mempesona.
Ganjar Pranowo memang diundang presiden Jokowi secara mendadak, dan pertemuan itu lalu dilanjutkan dengan makan malam bersama.
Sebagai simbol kebersamaan, meja makan selalu berhasil memberikan kita banyak sekali cerita. Bersama menu-menu yang disajikan, selalu ada keakraban dan perasaan nyaman yang tidak bisa disembunyikan. Kedua sosok pemimpin itu pun tampak sama-sama tersenyum hangat di meja makan.
Jokowi memang kerap mengajak para pejabat ataupun koleganya makan bersama di kediamannya. Menteri-menteri, ketua partai politik juga beberapa kali diajak makan bersama.
Tapi baru kali ini aku melihat Jokowi sedekat ini dengan seseorang di meja makan. Jika biasanya mereka makan beramai-ramai, baru kali ini aku melihat Jokowi hanya berdua saja dengan seseorang di meja makan, dan orang itu Ganjar Pranowo.
Aku tidak ingin menebak-nebak apa yang mereka bahas di meja makan. Rasanya juga kurang etis. Namun dari aktivitas itu saja sudah terlihat bahwa Ganjar memang punya tempat khusus di hati Jokowi.
Jangankan seorang presiden, aku sebagai orang biasa pun bakal pilih-pilih untuk mengajak seseorang makan berdua di rumah. Dan orang itu pun aku akui tidak banyak, paling-paling pasangan, orang tua, saudara, dan kawan yang benar-benar kuanggap dekat. Enggak mungkin dong kita mengajak makan berdua dengan orang yang menyebalkan dan tidak kita sukai? Manusia memang bisa perpura-pura, tapi soal memilih partner makan malam berdua, hati ini mustahil bisa dibohongi.
Jadi ketika Jokowi mengajak Ganjar makan berdua, situasinya pun kurang lebih sama. Hubungan keduanya artinya sudah bener-bener lengket. Sulit untuk dipisahkan.
Selain makan malam bareng, Jokowi dan Ganjar sebetulnya juga sering terlihat berdua di berbagai acara. Baik saat keperluan kedinasan ataupun di luar kedinasan.
Mereka pernah terlihat Salat Idulfitri dan jumatan bareng, sering pula satu mobil saat kunjungan kerja. Bahkan kita juga belum lupa, di hari ketika Ganjar dicapreskan, Jokowi langsung mengajak Ganjar duduk berdua di kabin pesawat kepresidenan dari Bogor menuju Solo.
Lalu apa yang membuat kedekatan keduanya bisa terjalin begitu erat?
Psikolog sosial Elaine Hatfield dan Richard L. Rapson, pernah melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang membuat seseorang merasa dekat dan cocok. Faktor-faktor itu antara lain kesamaan minat, tingkat kepercayaan yang tinggi, dan komunikasi yang efektif.
Sudah pasti komunikasi Jokowi dan Ganjar sangat nyambung. Pertukaran ide, dan gagasan dari kedua pemimpin itu pasti selalu muncul setiap kali mereka bertemu dan berbincang-bincang.
Soal kesamaan minat Jokowi dan Ganjar juga sudah jelas: mereka sama-sama punya hasrat perjuangan di jalan politik. Mereka punya penilaian dan pandangan yang sama soal kemajuan bangsa. Lewat laku kepemimpinan yang berani dan tak berjarak dengan rakyat, mampu mengantarkan mereka menjadi sosok pemimpin yang dicintai.
Tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi mencapai 82 persen. Itu adalah rekor tertinggi untuk seorang presiden. Begitupun Ganjar Pranowo, dari hasil survei Poltracking di lima provinsi di pulau Jawa, tingkat kepuasan penduduk Jateng terhadap kinerja Ganjar Pranowo paling tinggi, mencapai 84,3 persen.
Ya, itulah sekilas romansa manis yang terjalin di antara kedua pemimpin hebat negeri ini. Kesamaan pandangan soal kemajuan dari keduanya menjadi harapan besar yang hari ini telah dinantikan banyak orang. Dari fakta-fakta itu, sangat wajar jika Jokowi kemudian mempercayai penuh Ganjar sebagai sosok penerusnya, bukan yang lainnya.