Cuma Ganjar yang Berlari
Oleh: Sobar Harahap
Saat mendengar kata lari, yang kuingat cuma dua hal, yakni Ganjar Pranowo dan Forrest Gump. Ganjar Pranowo adalah Gubernur Jateng yang berkontestasi di Pilpres 2024. Sedangkan Forrest Gump adalah tokoh fiksi yang dengan lari, dia mampu mengubah kehidupan banyak orang.
Forrest Gump sebetulnya film lawas 1994, namun tetap menggugah meski ditonton hari ini. Dia adalah anak muda yang dianggap memiliki keterbatasan kecerdasan, sehingga kerap menjadi sasaran bulian teman-teman sekolahnya.
Namun justru karena kerap dibully itulah dia menemukan kemampuannya di bidang lari. Bakatnya itu ia temukan ketika berusaha menghindar dari kejaran perundung saat masih bersekolah.
Selepas sekolah, Forrest mengikuti wajib militer dan dikirim ke Vietnam. Dari sana dia mendapat medali kehormatan karena telah menyelamatkan banyak tentara dan komandannya yang terluka saat peperangan dengan kemampuan lari cepatnya.
Sementara Ganjar, kita tahu, ia merupakan sosok pemimpin yang memilki kegemaaran olahraga lari. Hampir setiap pagi dia selalu menyempatkan jogging. Ganjar biasanya berlari mengitari jalan perkotaan hingga gang-gang di perkampungan. Selain fisiknya lebih sehat bugar, dengan berlari, Ganjar juga bisa menyapa warganya.
Kegemaran Ganjar berlari memang telah melekat sejak lama. Di mana pun berada, dia selalu menyempatkan diri untuk lari pagi. Kini sering kulihat, ketika Ganjar lari pagi, banyak orang antusias menyapanya. Ada yang teriak-teriak histeris, berebut ajakan foto, dan lain-lain.
Politikus muda Tsamara Amany bersama Pangeran Siahaan, bahkan baru saja membuat gerakan bernama LARI, singkatan dari Langkah Anak Muda Republik Indonesia. Gerakan LARI ini dia diperuntukkan sebagai wadah untuk menampung aspirasi anak muda yang nantinya akan disampaikan ke Ganjar.
Yap, Ganjar memang identik dengan lari. Sampai-sampai ada rival politiknya yang menyindir hobi Ganjar ini.
Namun yang menarik, aku melihatnya, lari bagi Ganjar justru bukan sebatas olahraga untuk mendapatkan kesehatan individu, namun telah menjadi metafor bagi kerja-kerja Ganjar di pemerintahan. Bagi Ganjar lari menjadi satu tindakan yang cepat untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang ada di Jateng. Muaranya untuk kebaikan rakyat.
Hampir sama seperti Forrest Gump, pola kerja cepat Ganjar di pemerintahan ini lahir karena dulu kerap dikritik, bahkan dibully. Dianggap gubernur medsos, angka kemiskinan Jateng yang tinggi, sampai wisata jeglongan sewu karena banyak jalan berlubang.
Namun dari sanalah Ganjar kemudian menunjukkan kemampuan berlarinya untuk membawa perubahan yang besar di Jateng.
Birokrasi yang semula biasa-biasa saja, kini jadi lebih cepat. Ganjar gunakan medsos untuk menyerap aspirasi warganya. Semua aduan, keluhan tersampaikan lewat medsos. Dan ini membuat pelayanan di Jateng jadi lebih ringkas dan maksimal.
Begitupun dengan persoalan infrastruktur. Ganjar melahirkan aplikasi Jalan Cantik agar penanganan kondisi jalan bisa lebih cepat tertangani. Karena dengan aplikasi ini, warga bisa melaporkan kondisi jalan rusak di wilayahnya dan kemudian langsung dikerjakan.
Kemampuan berlari Ganjar juga ditunjukkan dalam penanganan angka kemiskinan. Ganjar melahirkan sekolah gratis, merenovasi satu juta lebih rumah tak layak huni, jambanisasi, dan masih banyak lainnya. Dengan kerja-kerja cepat itu terlihat hasilnya, bahwa di tangan Ganjar, anda bisa melihat sendiri datanya, angka kemiskinan berkurang drastis.
Sekilas, itulah kisah tentang dua sosok yang sama-sama identik dengan lari. Dari Ganjar maupun Forrest Gump, aku mendapatkan satu kenyataan, bahwa kritik, atau bahkan hinaan, bisa menjadikan seseorang jauh lebih berkualitas. Mereka telah membuktikannya.